Lanjutkan Tren Naik, Harga Minyak Ditutup Positif di Tengah Pelemahan Greenback
Harga penutupan Brent adalah yang tertinggi sejak 28 April dan WTI sejak 1 Mei. Brent secara teknis berada di wilayah overbought untuk kedua kalinya dalam tiga hari.
Harga minyak mentah berjangka mencatat kenaikan kuat pada akhir perdagangan Selasa didukung meningkatnya optimisme di pasar di tengah pelemahan dolar AS, harapan untuk permintaan yang lebih tinggi di negara berkembang dan pemotongan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus terangkat 1,84 dolar AS atau 2,52 persen, menjadi menetap di 74,83 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September menguat 1,71 dolar AS atau 2,20 persen, menjadi ditutup pada 79,40 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga penutupan Brent adalah yang tertinggi sejak 28 April dan WTI sejak 1 Mei. Brent secara teknis berada di wilayah overbought untuk kedua kalinya dalam tiga hari.
Dolar AS turun ke level terendah dua bulan terhadap sekeranjang mata uang lainnya sehari setelah beberapa pejabat Federal Reserve mengisyaratkan bank sentral AS mendekati akhir siklus pengetatannya. Dolar yang lebih lemah membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Laporan EIA mengasumsikan bahwa ekonomi AS masing-masing akan tumbuh 1,5 persen pada 2023 dan 1,3 persen pada 2024, lebih tinggi dari perkiraan 1,3 persen untuk 2023 dan 1,0 persen untuk 2024 dalam laporan sebelumnya.
Persediaan minyak mentah dan bensin komersial AS masing-masing turun 1 juta barel dan 1,1 juta barel pekan lalu, menurut survei yang dilakukan oleh S&P Global Commodity Insights.
Pasar sedang menunggu data inflasi AS pada Rabu waktu setempat untuk petunjuk prospek suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak. (YSI)